Dampak Pemanasan Global

Saturday, March 14, 2009

Kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global kini telah menunjukkan dampak nyata, yaitu terendamnya sejumlah pantai di berbagai wilayah Indonesia. Pantai yang tenggelam itu terutama yang berada di Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Daerah tersebut merupakan dataran rendah.

Deputi Sumber Dasar Sumber Daya Alam Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal) Aris Poniman, Minggu (23/3) di Jakarta, menjelaskan, daerah Paparan Sunda meliputi pantai timur Pulau Sumatera, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan serta pantai utara Pulau Jawa. Adapun Paparan Sahul berada di sekitar wilayah Papua.
Selain terendamnya wilayah di pulau-pulau besar itu, kenaikan muka laut akan lebih terasa dampaknya di pulau-pulau kecil. Bahkan tidak sedikit pulau-pulau kecil yang terancam lenyap dari permukaan laut. Keterangan Aris didasari pemantauan pasang surut yang dilakukan Bakosurtanal di berbagai wilayah pantai Nusantara, sejak 30 tahun terakhir.
Pemantauan wilayah yang tenggelam akibat pemanasan global ini perlu dilengkapi dengan peta skala besar, yaitu 1:5.000 dan 1:1.000. Saat ini baru tiga kota besar, yaitu Jakarta, Semarang, dan Makassar, yang telah memiliki peta tersebut. Peta ini, lanjut Aris, disusun oleh peneliti Jepang, Kobayashi, melalui kerja sama antara Bakosurtanal dan Japan International Cooperation Agency (JICA). Pada peta tampak detail wilayah pantai yang terbenam di tiga kota tersebut. Menurut dia, dengan adanya kesepakatan instansi terkait mengenai Rencana Aksi Nasional Menghadapi Perubahan Iklim (Ranmapi) pada Desember 2007, pembuatan peta genangan ini perlu menjadi prioritas. Dengan demikian, setiap daerah dapat melakukan langkah antisipasi dan adaptasi pada wilayah yang bakal tergenang dalam 5 hingga 20 tahun mendatang. Ranmapi juga perlu ditindaklanjuti oleh semua pemangku kepentingan.

Masalah tersebut juga dibahas dalam Bali Scientific Meeting, yang diselenggarakan Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia di Balai Observasi dan Riset Kelautan Departemen Kelautan dan Perikanan, pekan lalu. Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan Indroyono Susilo menambahkan, dampak pemanasan global yang terekam pada data spasial dan pengindraan jauh tersebut telah menjadi materi untuk pengambilan kebijakan di setiap instansi terkait dalam waktu mendatang. Pembuatan peta skala besar, lanjut Aris, saat ini baru dilaksanakan untuk wilayah barat Sumatera, selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara. Hal ini terkait dengan pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami, yang melibatkan instansi terkait secara terpadu. Sementara itu, untuk wilayah timur Sumatera dan utara Jawa serta wilayah yang rawan genangan air laut akibat pemanasan global peta yang ada masih berskala kecil, sekitar 1:25.000.
(Sumber: Kompas Cetak, 24 Maret 2008)



Artikel Terkait



0 komentar:

Post a Comment

 
 
 

Link Exchange Code

Powered by FeedBurner

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Photobucket
CopyPaste script
dibawah ini ke blog
sobat. Saya akan
LinkBack kembali.

 
Copyright © Jalan Setapak